PENURUNAN TITIK BEKU
Sifat koligatif
merupakan sifat fisik pelarut yang dipengaruhi oleh zat terlarut. Beberapa
sifat koligatif larutan yang akan
dibahas adalah perubahan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku, dan tekanan osmosis.
Perubahan
Tekanan Uap
Tekanan uap
merupakan tekanan yang dimiliki oleh uap zat cair yang berada dalam
kesetimbangan dengan zat cair. Misalkan kita memiliki gelas yang berisi air dan
tertutup. Ketika ditutup, maka sebagian air pada fasa liquid akan menguap
menjadi uap air hingga tekanan uap tersebut mencapai nilai tertentu. Nilai
inilah yang disebut sebagai tekanan uap (P).
Tekanan Uap
Ilustrasi
Tekanan Uap
Perubahan
tekanan uap dapat terjadi jika suatu zat dicampur dengan zat lain. Hal ini
disebabkan antara kedua zat akan berinteraksi sehingga menghasilkan gaya tarik
yang berbeda dari keadaan murninya. Misalkan zat A dicampur dengan zat B, maka
akan terdapat beberapa kemungkinan dalam perubahan tekanan uap nya.
Kasus I: Zat A
& B Adalah Zat Volatile
Zat volatile
merupakan zat yang mudah menguap. Ciri khas dari zat volatile adalah ketika
dibiarkan di tempat terbuka maka zat tersebut akan berkurang jumlahnya. Contoh:
air, bensin, alkohol.
Pada keadaan
murni, zat A akan memiliki tekanan uap (PA) dan zat B akan memiliki tekanan uap
(PB) sementara ketika zat A dan B dicampur, tekanan uap A akan bernilai PA
(tidak sama dengan PA) dan tekanan uap B akan bernilai PB (tidak sama dengan
PB). Nilai PA dan PB dapat memiliki hubungan:
Baca Juga: Contoh Larutan Elektrolit Non-Elektrolit dan
Rumus Derajat Dissosiasi
PA=χA⋅P0A
dengan:
χA=nAntotal
Tekanan total
(Pmix) campuran merupakan penjumlahan PA dan PB
Pmix=PA+PB
Pmix=χA⋅P0A+χB⋅P0B
dimana:
χA+χB=1
nA = mol zat A
χA = fraksi mol
A
Kasus II: Zat A
Volatile dan B Non-Volatile Non-Ionik
Pada kasus 2,
tekanan total dirumuskan sama dengan kasus I,
Ptotal=χA⋅P0A+χB⋅P0B
namun, pada
kasus ini karena B merupakan zat non-volatile, maka nilai PB ≈ 0, maka
persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi
Ptotal=χA⋅P0A
Jika A kita
sebut sebagai pelarut dan B sebagai zat terlarut, kita dapat menulis:
Screen Shot
2020 12 23 At 16.51.07
Rumus tekanan
total
karena χt + χp
= 1, maka χt < 1
Kasus III: A
Zat Volatile dan B Non-Volatile Ionik
Pada kasus 3,
tekanan total dirumuskan sama dengan kasus I:
Ptotal=χA⋅P0A+χB⋅P0B
Namun, pada
kasus ini karena B merupakan zat non-volatile, maka nilai PB ≈ 0, maka
persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi seperti dibawah ini:
Ptotal=χA⋅P0A
Selain itu,
karena B merupakan senyawa ionik, maka B dapat terurai menjadi ion-ionnya
sehingga:
Screen Shot
2020 12 23 At 17.08.29
i merupakan
faktor Van’t Hoff yang dapat dirumuskan sebagaimana berikut:
Screen Shot
2020 12 23 At 17.13.19
n = jumlah ion
yang terurai
α = derajat
dissosiasi
Contoh Soal
Tekanan Uap
Soal: Hitung
tekanan uap suatu larutan yang terdiri dari 3 mol zat terlarut non-volatil dan
15 mol air pada suhu 25 ℃, mengingat tekanan uap air murni pada suhu 25 ℃ adalah
23,8 torr.
Jawaban dan
pembahasan:
Langkah
pertama, hitung fraksi mol zat pelarut:
xA=moles
solventtotal moles
xA=1518=0.83
Langkah kedua,
gunakan rumus tekanan uap non-volatil:
p=p⋆AxA
p=23.8
torr×0.83
p=19.8 torr
Kenaikan Titik
Didih
Suatu zat dapat
mendidih jika tekanan uap zat tersebut sudah sama dengan tekanan luar. Tekanan
uap suatu zat merupakan fungsi suhu, ketika suhu naik maka tekanan uap zat
tersebut juga naik. Sebagai contoh titik didih normal air adalah 100oC hal ini
menyatakan bahwa tekanan uap air bernilai sama dengan tekanan luar yakni 1 atm.
Kenaikan Titik
Didih
Kenaikan titik
didih sebesar ΔT terjadi jika suatu zat yang masih murni (solvent) dicampur
dengan zat lainnya sehingga berubah menjadi larutan (solution) yang memiliki titik
didih yang baru dan lebih tinggi dari sebelumnya. [lumenlearning.com]
Dari proses
penurunan tekanan uap, kita mengetahui bahwa ketika suatu zat dicampur maka
tekanan uap nya akan turun. Hal ini menjadikan diperlukan suhu yang lebih besar
untuk mencapai tekanan luar. Hal inilah yang menjadikan titik didih suatu
campuran akan meningkat dari pada zat murninya. Kenaikan titik didih ini dapat
dirumuskan:
Baca Juga: 7 Gambaran Teori Model Atom: Karakteristik
dan Rumusnya
ΔTb=b⋅Kb
b = molalitas
zat terlarut
Kb = konstanta
kenaikan titik didih
Dimana b
merupakan molalitas dari zat terlarut. Molalitas sendiri dapat dirumuskan:
b=ntmp ( kg )
Jika zat
terlarut ionik, maka persamaannya menjadi:
ΔTb=b⋅Kb⋅i
nt = mol zat
terlarut
mp = massa
pelarut dalam satuan kg
i = jumlah ion
terlarut
Contoh Soal
Kenaikan Titik Didih
Soal: Hitung
titik didih larutan berair dimana cukup NaCl ditambahkan untuk membuat larutan
0,37 molal. Kb untuk air adalah 0,512 [lateks] \ frac {^ oC} {m} [/ lateks].
Jawaban dan
Pembahasan:
ΔTb=i×Kb×b
ΔTb=2×0.512oCm×0.37
m
ΔTb=0.38oC
Dikarenakan
titik didih air pada kondisi normal adalah 100 ℃, maka titik didih akhirnya
akan menjadi:
100 + 0.38 =
100.38 ℃
Penurunan Titik
Beku
Penurunan Titik
Beku
Kurva penurunan
titik beku sebagaimana digambarkan oleh nomor 2 (kondisi awal) dan nomor 4
(kondisi akhir).
Selain
mengalami kenaikan titik didih, campuran suatu zat juga akan mengalami
penurunan titik beku. Perumusan penurunan titik beku tertulis seperti dibawah
ini:
ΔTf=b⋅Kf
b = molalitas zat
terlarut
Kf = konstanta
penurunan titik beku
Dimana b
merupakan molalitas dari zat terlarut. Molalitas sendiri dapat dirumuskan
b=ntmp ( kg )
Jika zat
terlarut ionik, maka
ΔTf=b⋅Kf⋅i
nt = mol zat
terlarut
mp = massa
pelarut dalam satuan kg
i = jumlah ion
terlarut
Contoh Soal
Penurunan Titik beku
Soal: Berapakah
titik beku larutan air ketika sejumlah NaCl ditambahkan untuk membuat larutan
0,25m? Nilai Kf untuk air adalah 1.858 ℃ / m.
Jawaban dan
pembahasan:
NaCl dapat
terpecah menjadi dua ion yaitu Na+ dan Cl– oleh karenanya, nilai i adalah 2.
ΔTf=i×Kf×molality
ΔTf=2×1.86oCm×0.25
m
ΔTf=0.93oC
Baca Juga: Bilangan Kuantum dan Konfigurasi Elektron
[Soal - Pembahasan]
Dari sini
didapatkan bahwa perubahan titik beku akan turun sebesar 0.93 ℃. Maka titik
beku akhirnya akan menjadi:
0 – 0.93 =
-0.93 oC
Tekanan Osmosis
Proses osmosis
merupakan proses mengalirnya zat cair dari larutan yang encer menuju ke larutan
yang pekat dengan melewati membran semipermeabel. Tekanan yang diperlukan untuk
menghentikan proses osmosis.
Osmoticpressure
Ilustrasi
Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis dirumuskan
Π=M⋅R⋅T⋅i
M = Molaritas larutan (M)
R = konstanta gas (0,08206 l atm /
mol K)
T = suhu (dalam satuan Kelvin)
i = jumlah ion jika zat
terionisasi
Jika pada larutan yang pekat
diberi tekanan sebesar Π, maka proses osmosis tidak akan terjadi dan jika
tekanan lebih besar dari Π maka akan terjadi peristiwa osmosis balik yang
artinya zat cair akan berpindah dari larutan pekat ke larutan encer.
Contoh Soal Tekanan Osmotik
Soal: Berapa tekanan osmotik
larutan 1,35 M NaCl pada temperatur 25 oC?
Jawaban dan pembahasan:
Pertama-tama kumpulkan semua
informasi yang kita peroleh.
i = 2 (NaCl terbagi menjadi dua
ion)
M = 1.35 molesL
R = 0.0821 L×atmK×molL×atmK×mol
T = 25 oC + 273 = 298 K
Dari informasi di atas, dapat
dicari tekanan osmotik Π menggunakan rumus berikut:
Π=M⋅R⋅T⋅i
Π=2×1.35×0.0821×298
Π=66.1 atm
Maka tekanan osmotik dari larutan
NaCL 1,35 M diketahui sebesar Π=66.1 atm.
Sekian pembahasan kami mengenai
sifat koligatif larutan lengkap dengan soal dan pembahasannya. Semoga
bermanfaat dan jangan lupa untuk tetap mengunjungi Statmat.net sebagai
referensi belajar kamu!
Referensi contoh soal:
lumenlearning.com
Saya Meyziah sudah bergabung pak
BalasHapusSaya Siti Qomariah Harahap sudah bergabung
BalasHapussaya Reza Fadilla sudah bergabung
BalasHapusSaya Gita Mardiyah sudah bergabung
BalasHapusSaya cindi sintia sudah bergabung
BalasHapus