Senin, 27 September 2021

Struktur Atom (Materi Kelas X)


STRUKTUR ATOM 

Pernakah kalian mengamati gula pasir atau garam dapur yang dihaluskan? Butiran – butiran gula pasir atau garam dapur yang terbentuk apakah masih memiliki sifat gula atau garam dapur ? Tentunya butiran – butiran tersebut masih memiliki sifat zat asalnya. Coba kalian perhatikan proses pelarutan gula pasir pada gambar dibawah ini ! Setiap materi,misalnya gula pasir jika ditumbuk sampai halus maka sifat butir-butir yang terkecil sekalipun masih serupa dengan sifat gula pasir semula, hanya ukurannya saja yang berubah. Apabila proses pemecahannya diteruskan hasilnya tetap masih mempunyai sifat-sifat gula pasir. Bahkan ketika dimasukkan dalam airpun rasa manis gula pasir masih bisa dirasakan.

Butir – butir gula pasir yang terkecil ini pada awalnya dinamakan dengan partikel. Dengan demikian,setiap materi gula pasir yang kita kenal terdiri atas kumpulan partikel gula pasir yang jumlahnya banyak sekali. Setiap materi bukan merupakan satu kesatuan,tetapi merupakan kumpulan dari partikel – partikel yang sangat banyak. Oleh karena partikel – partikel itu terdiri atas satu kesatuan maka berarti setiap materi terdiri atas bagian – bagian yang diskontinu (terputus – putus). Pemikiran ini mendasari pengertian tentang atom yang telah mengalami perkembangan cukup lama. Teori Atom merupakan salah satu teori yang digunakan untuk mengenali sifat dari sebuah benda. Menurut sejarah yang tercatat, penemu Teori Atom adalah seorang yang berasal dari Yunani, yakni Democritus, berikut perkembangan teori atom dari zaman ke zaman:

1. Model Atom Dalton John Dalton (1776-1844) adalah ilmuwan yang pertama mengembangkan model atom pada 1803 hingga 1808. Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti tolak peluru. Teori atom Dalton didasarkan pada anggapan: • Semua benda tersusun atas atom • Atom-atom tidak dapat dibagi maupun dipecah menjadi bagian lain • Atom-atom tidak dapat dicipta maupun dihancurkan • Atom-atom dari unsur tertentu adalah indentik satu terhadap lainnya dalam ukuran, massa, dan sifat-sifat yang lain, namun mereka berbeda dari atom-atom dari unsur-unsur yang lain. • Perubahan kimia merupakan penyatuan atau pemisahan dari atom-atom yang tak dapat dibagi, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan


Namun sayangnya, teori Dalton tidak dapat menjelaskan bagaimana atom sebagai bola pejal dapat menghantarkan arus listrik. Padahal, listrik adalah elektron yang bergerak. Ia tak sempat membuktikan partikel lain yang menghantarkan arus listrik. Secara garis besarnya Teori Dalton memiliki kelemahan antara lain: • Masih ada partikel sub atomik yang menyusun atom (proton, neutron, elektron) • Atom atom dari unsur yang sama dapat mempunyai massa yang berbeda • Tidak mengenal muatan/ sifat listrik materi sehingga tidak bisa menjelaskan bagaimana cara atom dapat berikatan • Beberapa unsur tidak terdiri dari atom-atom melainkan molekul, seperti molekul unsur terbentuk dari atom sejenis dengan jumlah tertentu.

         2. Model Atom Thomson Pada awal abad ke-20, JJ Thomson menggambarkan atom seperti bola             pejal, yaitu bola padat yang bermuatan positif. Di permukaannya, tersebar elektron yang                          bermuatan negatif. Thomson membuktikan adanya partikel yang bermuatan negatif dalam atom..

 

Namun sayangnya teori atom Thomson juga memiliki kekurangan, yaitu • tidak adanya lintasan elektron dan tingkat energi. • tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam atom. 

3. Model Atom Rutherford Ernest Rutherford, ahli fisika kelahiran Selandia Baru adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam pengembangan model atom. Rutherford membuat model atom seperti tata surya. • Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. • Inti atom bermuatan positif. Selain itu, massa atom terpusat apda inti atom. Model ini persis seperti bagaimana planet mengelilingi matahari. Rutherford berjasa mengenalkan konsep lintasan atau kedudukan elektron yang kelak disebut dengan kulit atom. Namun model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.


4. Model Atom Niels Bohr Niels Bohr, ahli fisika dari Denmark adalah ilmuwan pertama yang mengembangkan teori struktur atom pada 1913. Teori tentang sifat atom yang didapat dari pengamatan Bohr: • Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. • Elektron bisa berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingge energi elektron atom itu tidak akan berkurang • Jika berpindah ke lintasan yang lebih tinggi, elektron akan menyerap energi. • Jika berpindah ke lintasan yang lebih rendah, elektron akan memancarkan energi. Kedudukan elektron-elektron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut kulit-kulit elektron. 


menunjukkan bahwa atom terdiri dari beberapa kulit. Kulit ini adalah tempat berpindahnya elektron. Kesimpulan yang diperoleh adalah selama elektronelektron berada di lintasan energinya relatif tetap. Elektron-elektron yang berputar mengelilingi inti atom berada pada lintasan atau tingkat energi tertentu yang kemudian dikenal dengan sebutan kulit atom. Dasar inilah yang digunakan untuk menentukan konfigurasi elektron suatu atom.Namun model atom Bohr memiliki Kelemahan,yaitu : • Adanya radius dan orbit. Ini tidak sesuai dengan Prinsip Ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan radius tidak bisa ada bersamaan dengan orbit. • Selain itu, model atom Bohr juga tidak menjelaskan Efek Zeeman. Efek Zeeman adalah ketika garis spektrum terbagi karena adanya medan magnet 

5. Model Atom Mekanika Kuatum Setelah abad ke-20, pemahaman mengenai atom makin terang benderang. Model atom modern yang kita yakini sekarang, telah disempurnakan oleh Erwin Schrodinger pada 1926. Schrodinger menjelaskan partikel tak hanya gelombang, melainkan gelombang probabilitas. Kulit-kulit elektrin bukan kedudukan yang pastu dari suatu elektron, namun hanya suatu probabilitas atau kebolehjadian saja. Sebelumnya, Werner Heisenberg juga mengembangkan teori mekanika kuantum dengan prinsip ketidakpastian. Prinsip tersebut kurang lebih berbunyi: "Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom." Awan elektron di sekitar inti menunjukkan tempat kebolehjadian ditemukannya elektron yang disebut orbital dimana orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau nyaris sama akan membentuk sub-kulit. Kumpulan beberapa sub-kulit akan membentuk kulit. Dengan demikian, kulit terdiri dari beberapa sub-kulit, dan sub-kulit terdiri dari beberapa orbital. Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut sebagai model atom modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku hingga saat ini 

C. Rangkuman Secara singkat Perkembangan model atom dapat dituliskan sebagai berikut: 

1. Dalton menyarankan bahwa atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak bisa dibagi-bagi lagi. 2. Thomson menyatakan bahwa atom adalah partikel positif dengan elektron yang tersebar di dalamnya. 
3. Rutherford menyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif. 
4. Neils Bohr menyarankan bahwa elektron yang berputar mengelilingi atom berada pada lintasan atau tingkat energi tertentu. 
5. Mekanika Kuantum menemukan daerah kebolehjadian ditemukannya elektron yang dinamakan dengan orbita


GLOSARIUM 

Teori Atom : Teori ilmiah sifat alami materi, yang menyatakan bahwa materi tersusun atas satuan terkecil yang disebut atom. 

 Model Atom : Model yang menunjukkan struktur atom dan susunan partikel subatom dalam sebuah atom 

Pejal : Bulat,padat,keras dan tidak berongga 

Molekul : Gabungan dua atom atau lebih yang berikatan 

Katoda : Elektroda positif Anoda : Elektroda negatif 

Kulit Atom : Orbit dari sebuah partikel yang bernama elektron 

Awan Elektron : Daerah yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom yang berhubungan dengan orbital atom. 

Orbital : Orbital adalah daerah kebolehjadian terbesar ditemukannya elektron dalam atom. 

Radioaktif : Pemancaran sinar radiasi 

Proton : Partikel subatomik yang bermuatan positif yang terletak di dalam inti atom 

Elektron : Partikel subatom yang bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti atom 

Neutron : Partikel subatom yang tidan bermuatan yang terletak di dalam inti atom bersama dengan proton 

Nomor Atom : Bilangan yang menunjukkan jumlah proton dalam atom 

Nomor Massa : Bilangan yang menunjukkan jumlah proton dan neutron yang terdapat dalam inti atom Isotop : Atom – atom yang mempunyai jumlah proton sama (nomor atom sama) 

Isobar : Atom – atom yang mempunyai nomor massa yang sama 

Isoton : Atom – atom yang mempunyai jumlah neutron yang sama 

Ion : Atom yang bermuatan 

Kation : Ion positif 

Anion : Ion negatif 




Selasa, 31 Agustus 2021

Dimensi Tiga, (Jarak)

Dimensi Tiga (klik disini)

Sifat Koligatif Larutan

 Sifat Koligatif Larutan (Materi Kimia Kelas 12)

Metode Ilmiah dan Hakekat Kimia

Metode Ilmiah (Materi Kelas X) 

Jalan-jalan ke Universitas Terbuka dan Unimed


Pertama jalan-jalan ke universitas negeri medan dan universitas terbuka mencari referensi tesis minggu depannya jalan-jalan ke berastagi simarjarunjung dan kebun teh sidamanik  
 

Critical Thinking Abilities

 

Robert H. Ennis, Author of The Cornell Critical Thinking Tests

"Critical thinking is reasonable, reflective thinking that is focused on deciding what to believe and do."

A SUPER-STREAMLINED CONCEPTION OF CRITICAL THINKING

Robert H. Ennis, 6/20/02

Assuming that critical thinking is reasonable reflective thinking focused on deciding what to believe or do, a critical thinker:

1.      Is open-minded and mindful of alternatives

2.      Tries to be well-informed

3.      Judges well the credibility of sources

4.      Identifies conclusions, reasons, and assumptions

5.      Judges well the quality of an argument, including the acceptability of its reasons, assumptions, and evidence

6.      Can well develop and defend a reasonable position

7.      Asks appropriate clarifying questions

8.      Formulates plausible hypotheses; plans experiments well

9.      Defines terms in a way appropriate for the context

10.   Draws conclusions when warranted, but with caution

11.   Integrates all items in this list when deciding what to believe or do

Critical Thinkers are disposed to:

1. Care that their beliefs be true, and that their decisions be justified; that is, care to "get it right" to the extent possible. This includes the dispositions to

a. Seek alternative hypotheses, explanations, conclusions, plans, sources, etc., and be open to them

b. Endorse a position to the extent that, but only to the extent that, it is justified by the information that is available

c. Be well informed

d. Consider seriously other points of view than their own

2. Care to present a position honestly and clearly, theirs as well as others'. This includes the dispositions to

a. Be clear about the intended meaning of what is said, written, or otherwise communicated, seeking as much precision as the situation requires

b. Determine, and maintain focus on, the conclusion or question

c. Seek and offer reasons

d. Take into account the total situation

e. Be reflectively aware of their own basic beliefs

3. Care about the dignity and worth of every person (a correlative disposition). This includes the dispositions to

a. Discover and listen to others' view and reasons
b. Avoid intimidating or confusing others with their critical thinking prowess, taking into account others' feelings and level of understanding
c. Be concerned about others' welfare

Critical Thinking Abilities:

Ideal critical thinkers have the ability to
(The first three items involve elementary clarification.)

1. Focus on a question

a. Identify or formulate a question
b. Identify or formulate criteria for judging possible answers
c. Keep the situation in mind

2. Analyze arguments

a. Identify conclusions
b. Identify stated reasons
c. Identify unstated reasons
d. Identify and handle irrelevance
e. See the structure of an argument
f. Summarize

3. Ask and answer questions of clarification and/or challenge, such as,

a. Why?
b. What is your main point?
c. What do you mean by…?
d. What would be an example?
e. What would not be an example (though close to being one)?
f. How does that apply to this case (describe a case, which might well appear to be a counter example)?
g. What difference does it make?
h. What are the facts?
i. Is this what you are saying: ____________?
j. Would you say some more about that?

(The next two involve the basis for the decision.)

4. Judge the credibility of a source. Major criteria (but not necessary conditions):

a. Expertise
b. Lack of conflict of interest
c. Agreement among sources
d. Reputation
e. Use of established procedures
f. Known risk to reputation
g. Ability to give reasons
h. Careful habits

5. Observe, and judge observation reports. Major criteria (but not necessary conditions, except for the first):

a. Minimal inferring involved
b. Short time interval between observation and report
c. Report by the observer, rather than someone else (that is, the report is not hearsay)
d. Provision of records.
e. Corroboration
f. Possibility of corroboration
g. Good access
h. Competent employment of technology, if technology is useful
i. Satisfaction by observer (and reporter, if a different person) of the credibility criteria in Ability # 4 above.

(The next three involve inference.)

6. Deduce, and judge deduction

a. Class logic
b. Conditional logic
c. Interpretation of logical terminology in statements, including
(1) Negation and double negation
(2) Necessary and sufficient condition language
(3) Such words as "only", "if and only if", "or", "some", "unless", "not both".

7. Induce, and judge induction

a. To generalizations. Broad considerations:
(1) Typicality of data, including sampling where appropriate
(2) Breadth of coverage
(3) Acceptability of evidence
b. To explanatory conclusions (including hypotheses)
(1) Major types of explanatory conclusions and hypotheses:
(a) Causal claims
(b) Claims about the beliefs and attitudes of people
(c) Interpretation of authors’ intended meanings
(d) Historical claims that certain things happened (including criminal accusations)
(e) Reported definitions
(f) Claims that some proposition is an unstated reason that the person actually used
(2) Characteristic investigative activities
(a) Designing experiments, including planning to control variables
(b) Seeking evidence and counter-evidence
(c) Seeking other possible explanations
(3) Criteria, the first five being essential, the sixth being desirable
(a) The proposed conclusion would explain the evidence
(b) The proposed conclusion is consistent with all known facts
(c) Competitive alternative explanations are inconsistent with facts
(d) The evidence on which the hypothesis depends is acceptable.
(e) A legitimate effort should have been made to uncover counter-evidence
(f) The proposed conclusion seems plausible

8. Make and judge value judgments: Important factors:

a. Background facts
b. Consequences of accepting or rejecting the judgment
c. Prima facie application of acceptable principles
d. Alternatives
e. Balancing, weighing, deciding

(The next two abilities involve advanced clarification.)

9. Define terms and judge definitions. Three dimensions are form, strategy, and content.

a. Form. Some useful forms are:
(1) Synonym
(2) Classification
(3) Range
(4) Equivalent expression
(5) Operational
(6) Example and non-example
b. Definitional strategy
(1) Acts
(a) Report a meaning
(b) Stipulate a meaning
(c) Express a position on an issue (including "programmatic" and "persuasive" definitions)
(2) Identifying and handling equivocation
c. Content of the definition

10. Attribute unstated assumptions (an ability that belongs under both clarification and, in a way, inference)

(The next two abilities involve supposition and integration.)

11. Consider and reason from premises, reasons, assumptions, positions, and other propositions with which they disagree or about which they are in doubt -- without letting the disagreement or doubt interfere with their thinking ("suppositional thinking")

12. Integrate the other abilities and dispositions in making and defending a decision

(The first twelve abilities are constitutive abilities. The next three are auxiliary critical thinking abilities: Having them, though very helpful in various ways, is not constitutive of being a critical thinker.)

13. Proceed in an orderly manner appropriate to the situation. For example:

a. Follow problem solving steps

b. Monitor one's own thinking (that is, engage in metacognition)
c. Employ a reasonable critical thinking checklist

14. Be sensitive to the feelings, level of knowledge, and degree of sophistication of others

15. Employ appropriate rhetorical strategies in discussion and presentation (orally and in writing), including employing and reacting to "fallacy" labels in an appropriate manner.

Examples of fallacy labels are "circularity," "bandwagon," "post hoc," "equivocation," "non sequitur," and "straw person."

Dewey, John

Critical thinking is "active, persistent, and careful consideration of any belief or supposed form of knowledge in the light of the grounds that support it and the further conclusions to which it tends (Dewey 1933: 118)."

Glaser
(1) an attitude of being disposed to consider in a thoughtful way the problems and subjects that come within the range of one's experiences, (2) knowledge of the methods of logical inquiry and reasoning, and (3) some skill in applying those methods. Critical thinking calls for a persistent effort to examine any belief or supposed form of knowledge in the light of the evidence that supports it and the further conclusions to which it tends. (Glaser 1941, pp. 5-6).

Abilities include: "(a) to recognize problems, (b) to find workable means for meeting those problems, (c) to gather and marshal pertinent information, (d) to recognize unstated assumptions and values, (e) to comprehend and use language with accuracy, clarity and discrimination, (f) to interpret data, (g) to appraise evidence and evaluate statements, (h) to recognize the existence of logical relationships between propositions, (i) to draw warranted conclusions and generalizations, (j) to put to test the generalizations and conclusions at which one arrives, (k) to reconstruct one's patterns of beliefs on the basis of wider experience; and (l) to render accurate judgments about specific things and qualities in everyday life." (p.6)

MCC General Education Initiatives

"Critical thinking includes the ability to respond to material by distinguishing between facts and opinions or personal feelings, judgments and inferences, inductive and deductive arguments, and the objective and subjective. It also includes the ability to generate questions, construct, and recognize the structure of arguments, and adequately support arguments; define, analyze, and devise solutions for problems and issues; sort, organize, classify, correlate, and analyze materials and data; integrate information and see relationships; evaluate information, materials, and data by drawing inferences, arriving at reasonable and informed conclusions, applying understanding and knowledge to new and different problems, developing rational and reasonable interpretations, suspending beliefs and remaining open to new information, methods, cultural systems, values and beliefs and by assimilating information."

Nickerson, Perkins and Smith (1985)

"The ability to judge the plausibility of specific assertions, to weigh evidence, to assess the logical soundness of inferences, to construct counter-arguments and alternative hypotheses."

Moore and ParkerCritical Thinking

Critical Thinking is "the careful, deliberate determination of whether we should accept, reject, or suspend judgment about a claim, and the degree of confidence with which we accept or reject it."

Delphi Report

"We understand critical thinking to be purposeful, self-regulatory judgment which results in interpretation, analysis, evaluation, and inference, as well as explanation of the evidential, conceptual, methodological, criteriological, or contextual considerations upon which that judgment is based. CT is essential as a tool of inquiry. As such, CT is a liberating force in education and a powerful resource in one's personal and civic life. While not synonymous with good thinking, CT is a pervasive and self-rectifying human phenomenon. The ideal critical thinker is habitually inquisitive, well-informed, trustful of reason, open-minded, flexible, fair-minded in evaluation, honest in facing personal biases, prudent in making judgments, willing to reconsider, clear about issues, orderly in complex matters, diligent in seeking relevant information, reasonable in the selection of criteria, focused in inquiry, and persistent in seeking results which are as precise as the subject and the circumstances of inquiry permit. Thus, educating good critical thinkers means working toward this ideal. It combines developing CT skills with nurturing those dispositions which consistently yield useful insights and which are the basis of a rational and democratic society."

A little reformatting helps make this definition more comprehensible:

We understand critical thinking to be purposeful, self-regulatory judgment which results in

·  interpretation

·  analysis

·  evaluation

·  inference

as well as explanation of the

·  evidential

·  conceptual

·  methodological

·  criteriological

·  contextual

considerations upon which that judgment is based.

Francis Bacon (1605)

"For myself, I found that I was fitted for nothing so well as for the study of Truth; as having a mind nimble and versatile enough to catch the resemblances of things … and at the same time steady enough to fix and distinguish their subtler differences; as being gifted by nature with desire to seek, patience to doubt, fondness to meditate, slowness to assert, readiness to consider, carefulness to dispose and set in order; and as being a man that neither affects what is new nor admires what is old, and that hates every kind of imposture."

A shorter version is "the art of being right."

Or, more prosaically: critical thinking is "the skillful application of a repertoire of validated general techniques for deciding the level of confidence you should have in a proposition in the light of the available evidence."

 

Ahmad Nuaim Belajar Sholat

 


Video ahmad nuaim saat usia 1,5 tahun, Nuaim belajar sholat dengan semangat bersama abang Oi, walaupun belum mengerti apa yang dilakukannya namun ia senang dan ingat kalimat azan, semoga jadi anak yang soleh ya nak....

Senyawa Hidrokarbon

 

Hidrokarbon

Model tiruan dari molekul metana, CH4. Metana merupakan keliru satu contoh hidrokarbon yang masuk dalam kategori alkana, hanya memiliki 1 macam ikatan saja.

Dalam bidang kimiahidrokarbon merupakan suatu senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sbg pengertian dari hidrokarbon alifatik.

Sbg contoh, metana (gas rawa) merupakan hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana merupakan hidrokarbon (lebih terperinci, suatu alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan suatu ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dst (CnH2·n+2).

Tipe-tipe hidrokarbon

Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:

  • Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) merupakan hidrokarbon yang paling sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum kepada hidrokarbon tersaturasi merupakan CnH2n+2.[1] Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berlainan dinamakan isomer struktur.[2]
  • Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi merupakan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, adun rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua dikata dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.[3] Hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap tiga dikata alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.[4]
  • Sikloalkana merupakan hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum kepada hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin merupakan CnH2n.[2]
  • Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, merupakan hidrokarbon yang paling tidak memiliki satu cincin aromatik.

Hidrokarbon bisa berwujud gas (contohnya metana dan propana), cairan (contohnya heksana dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah (contohnya paraffin wax dan naftalena) atau polimer (contohnya polietilenapolipropilena dan polistirena).

Ciri-ciri umum

Karena struktur molekulnya berlainan, karena itu rumus empiris selang hidrokarbon pun juga berbeda: banyak hidrokarbon yang diikat pada alkena dan alkuna pasti lebih sedikit karena atom karbonnya berikatan rangkap.

Kemampuan hidrokarbon kepada berikatan dengan dirinya sendiri dikata dengan katenasi, dan menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks, seperti sikloheksana atau arena seperti benzena. Kemampuan ini diperoleh karena karakteristik ikatan di selang atom karbon bersifat non-polar.

Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon mesti memenuhi aturan "4-hidrogen" yang mencetuskan banyak atom maksimum yang bisa berikatan dengan karbon, karena karbon memiliki 4 elektron valensi. Diamati dari elektron valensi ini, karena itu karbon memiliki 4 elektron yang bisa membentuk ikatan kovalen atau ikatan dativ.

Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.

Beberapa hidrokarbon tersedia melimpah di kelola surya. Danau memuat metana dan etana cair telah ditemukan pada Titan, satelit dunia terbesar Saturnus, seperti dinyatakan oleh Misi Cassini-Huygens.[5]

Hidrokarbon sederhana dan variasinya

Banyak atom
karbon
Alkana(1 ikatan)Alkena(2 ikatan)Alkuna (3 ikatan)SikloalkanaAlkadiena
1MetanaMetenaMetuna
2EtanaEtena (etilena)Etuna (asetilena)
3PropanaPropena (propilena)Propuna (metilasetilena)SiklopropanaPropadiena (alena)
4ButanaButena (butilena)ButunaSiklobutanaButadiena
5PentanaPentenaPentunaSiklopentanaPentadiena (piperylene)
6HeksanaHeksenaHeksunaSikloheksanaHeksadiena
7HeptanaHeptenaHeptunaSikloheptanaHeptadiena
8OktanaOktenaOktunaSiklooktanaOktadiena
9NonanaNonenaNonunaSiklononanaNonadiena
10DekanaDekenaDekunaSiklodekanaDekadiena

Penggunaan

Hidrokarbon merupakan keliru satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan yang utama merupakan sbg sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon merupakan keliru satu komposisi pembentuk aspal.[6]

Hidrokarbon dulu juga pernah digunakan kepada pembuatan klorofluorokarbon, zat yang digunakan sbg propelan pada semprotan nyamuk. Masa ini klorofluorokarbon tidak lagi digunakan karena memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon.

Metana dan etana berwujud gas dalam suhu ruangan dan tidak gampang dicairkan dengan tekanan begitu saja. Propana lebih gampang kepada dicairkan, dan pada umumnya dijual di tabung-tabung dalam bentuk cair. Butana paling gampang dicairkan, sehingga lebih terjamin dan sering digunakan kepada pemantik rokok. Pentana berwujud cairan bening pada suhu ruangan, pada umumnya digunakan di industri sbg pelarut wax dan gemuk. Heksana pada umumnya juga digunakan sbg pelarut kimia dan termasuk dalam komposisi bensin.

Heksanaheptanaoktananonanadekana, termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan pelarut industri. Dengan lebihnya atom karbon, karena itu hidrokarbon yang berwujud linear akan memiliki sifat viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan warna lebih gelap.

Pembakaran hidrokarbon

Masa ini, hidrokarbon merupakan sumber energi listrik dan panas utama dunia karena energi yang dibuatnya ketika dibakar.[7] Energi hidrokarbon ini pada umumnya sering langsung digunakan sbg pemanas di rumah-rumah, dalam bentuk minyak maupun gas dunia. Hidrokarbon dibakar dan panasnya digunakan kepada menguapkan cairan, yang nanti uapnya disebarkan ke seluruh ruangan. Prinsip yang hampir sama digunakan di pembangkit-pembangkit listrik.

Ciri-ciri umum dari hidrokarbon merupakan menghasilkan uap, karbon dioksida, dan panas selama pembakaran, dan oksigen dibutuhkan supaya reaksi pembakaran bisa berlanjut. Berikut ini merupakan contoh reaksi pembakaran metana:

CH4 + 2 O2 → 2 H2O + CO2 + Energi

Bila udara miskin gas oksigen, karena itu akan terbentuk gas karbon monoksida (CO) dan air:

2 CH4 + 3 O2 → 2CO + 4H2O

Contoh yang lain, reaksi pembakaran propana:

C3H8 + 5 O2 → 4 H2O + 3 CO2 + Energi
CnH2n+2 + (3n+1)/2 O2 → (n+1) H2O + n CO2 + Energi

Reaksi pembakaran hidrokarbon termasuk reaksi kimia eksotermik.

Bibliografi

  • Silberberg, Martin. Chemistry: The Molecular Nature Of Matter and Change. New York: McGraw-Hill Companies, 2004. ISBN 0-07-310169-9

Tautan luar

  • (Inggris) The Methane Molecule
  • (Inggris) Poten & Partners: Glossary of Hydrocarbon Terms

Referensi

  1. ^ Silderberg, 623
  2. ^ a b Silderberg, 625
  3. ^ Silderberg, 628
  4. ^ Silderberg, 631
  5. ^ 'Proof' of methane lakes on Titan, BBC News, 4 January 2007
  6. ^ Dan Morgan, Lecture ENVIRO 100, University of Washington, 11/5/08
  7. ^ World Coal, Coal and Electricity, http://www.worldcoal.org/coal/uses-of-coal/coal-electricity/, retrieved 07/03/2012